Sebagian hari baru - baru ini terjalin perang opini antara anggota fpi dengan pengurus dan juga kader pdi perjuangan. perihal itu berasal dari rencana habib rizieq mengatakan pidato ketum pdi p, megawati soekarno gadis ke polisi. walaupun kabar tersebut urung dicoba, tetapi akibatnya ikatan kedua organisasi ini memanas, dan juga para netizen turut dalam perang opini.
menariknya, terdapat satu account di twitter berupaya membikin polling simpel. opsi persoalan yang terbuat cuma 2, kesatu bubarkan pdip dan juga kedua bubarkan fpi. dari keseluruhan 7. 318 yang menjajaki polling tersebut, nyatanya 61 % memilah pdip dibubarkan, sebaliknya 39 % memilah fpi dibubarkan. polling itu seorang diri di - retweet sebanyak 640 kali dan juga di - like 222 kali.
menariknya, terdapat satu account di twitter berupaya membikin polling simpel. opsi persoalan yang terbuat cuma 2, kesatu bubarkan pdip dan juga kedua bubarkan fpi. dari keseluruhan 7. 318 yang menjajaki polling tersebut, nyatanya 61 % memilah pdip dibubarkan, sebaliknya 39 % memilah fpi dibubarkan. polling itu seorang diri di - retweet sebanyak 640 kali dan juga di - like 222 kali.
dalil itu ini meyakinkan netizen lebih menyayangi fpi dibanding dengan pdip. dapat jadi polling ini menampilkan fpi lebih bermanfaat dibanding dengan pdip di mata para netizen. walaupun tidak terdapat uraian lebih lanjut tentang polling tersebut, tetapi sudah membagikan cerminan bahwa fpi senantiasa diperlukan.
timbul persoalan, mengapa netizen lebih memilah pdip dibubarkan dibanding dengan fpi? apa aspek yang melatar belakangi opsi para netizen tersebut.
1. kader pdip amat banyak korupsi
dari informasi yang dirilis oleh @kpkwatch_ri, pdip sejauh tahun 2002 - 2014 menggambarkan partai amat besar korupsinya. keseluruhan kader pdip yang ikut serta menggapai 157 orang. jumlah itu terus bertambah bersamaan dengan tertangkapnya anggota dpr ri, dan juga terakhir bupati klaten. dengan keadaan tersebut, dapat jadi itu salah satu aspek yang membikin netizen berpikir pdip lebih pantas dibubarkan. karna pdip telah mencuri duit negeri, sebaliknya fpi dikira tidak terdapat merugikan duit negeri.
2. pdip dikira tidak pro umat islam
bisa jadi ini jadi salah satu aspek yang menimbulkan pdip
tidak memperoleh reaksi positif dari para netizen. karna sepanjang ini terdapat kesan pdi p tidak pro umat islam, salah satu contohnya merupakan dikala terdapat perkiraan penistaan agama. walaupun telah terdapat jutaan orang yang melaksanakan aksi damai, tetapi pdi p terkesan malah memojokkan. pdi p lebih mengedepankan sisi politik dibanding perasaan banyak orang.
3. pidato megawati
bagaikan seseorang kepala universal partai pemenang pemilu sekalian bagaikan mantan presiden republik indonesia, megawati harusnya jadi negawaran. tetapi pada kenyataanya megawati terkesan lebih egois dan juga mementingkan urusan parpol dibanding kepentingan banyak orang. perihal ini nampak dari sebagian kali pidato dan juga penjelasan megawati di media. statment megawati tidak terdapat yang berupaya mengasyikkan, minimun menghibur jutaan orang yang menuntut keadilan dalam hukum. megawati malah menyudukan, dan juga tidak membagikan sedikit sedikit sisi positif terhadap aksi rakyat indonesia yang kebanyakan muslim.
4. kurang ingat terhadap jargon partai wong cilik
salah satu aspek yang membikin pdip jadi partai pemenang dalam pemilu 2014 yang kemudian merupakan jargon partai wong cilik. tetapi, sehabis menang pemilu legislatif dan juga pilpres, pdip seolah kurang ingat dengan jargon mereka seorang diri. bila dahulu jadi partai amat ngotot menolak peningkatan bbm, saat ini mereka jadi salah satu pendukung dan juga melaksanakan pembenaran terhadap peningkatan tersebut. pdip pula seakan - akan tutup mata terhadap kebijakan - kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. bila dahulu pdip amat lantang bersuara atas nama rakyat, saat ini pdip malah lagi terbuai dengan kekuasaan sampai - sampai kurang ingat jargon dan juga “jualan” politik mereka.
bisa jadi masih banyak lagi aspek yang membikin pdip tidak lagi memperoleh tempat di hati warga, paling utama golongan muslim. tetapi dari hasil polling simpel tersebut, dapat mengambarkan kekecewaan rakyat terhadap partai yang telah berusia 44 tahun tersebut.
bila tidak melaksanakan koreksi terhadap kebijakan dan juga trik berpolitiknya, bukan mustahil pada pemilu 2019 mendatang pdip hendak ditinggalkan para pemilihnya dan juga tidak lagi jadi partai pemenang. pd p dikala ini pula dikira tidak lagi mendahulukan suara kader, dan juga lebih mementingkan orang dari luar. itu teruji dari keluarnya boy sadikin, mantan kepala dpd pdip dki jakarta. boy keluar karna dpp pdip tidak mencermati suara kader pdi p jakarta yang tidak sepakat bila megawati mengusung ah0k. langkah boy diiringi oleh banyak kader di tingkatan dasar, mereka secara beramai - ramai mengundurkan diri dari partai.
(aulia saputra – pengguna twitter)
(sumber: politiktoday. com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar