Hasil Survei Sebut Pemerintah Paling Banyak Sebar ‘Hoax’, Ini Kata Pakar Komunikasi...

Baru - baru ini, kiblatnet menggelar telaah komentar terpaut siapa penebar hoax kepada para pembaca. dari 500 lebih pembaca kiblatnet, 308 di antara lain menghitung kalau pemerintah dan juga aparatlah bagaikan penyebar hoax (berita palsu) paling banyak.

dari hasil telaah komentar 15 januari 2017 - 17 januari 2017 itu, posisi kedua dihuni oleh media arus utama yang diseleksi 218 pembaca. urutan selanjutnya dihuni oleh account personal di media sosial sebanyak 52 pemilih. di urutan terakhir, terdapat media islam yang diseleksi oleh 2 pembaca aja. (simaklah dan juga pantau hasil pollingnya di: siapa penebar hoax? )

menjawab perihal itu, dosen jurnalistik fakultas ilmu komunikasi universitas padjajaran, bandung, maimon herawati meter. litt berkata kalau evaluasi para pemilih itu masih terpaut dengan peristiwa penyerangan oleh ormas gmbi di kota bandung.
“itu tentu terpaut dengan peristiwa terakhir yang terdapat di bandung. orang memiliki tingkatan ingatan yang condong pendek. jadi bahwa kita amati yang amat baru dilihat warga merupakan yang di bandung kemarin. kala yang melanda (gmbi) malah dikira bagaikan yang diserbu. dan juga itu dikatakan oleh humas polda jabar, ” ucapnya dikala dihubungi kiblat. net, selasa (17/1).

dia menguraikan kalau anggapan warga yang menghitung kalau pemerintah dan juga aparat bagaikan penyebar hoax erat hubungannya dengan permasalahan terakhir yang terjalin di depan mapolda jabar. kala ormas binaan kapolda jawa barat, gmbi, melaksanakan penyerangan terhadap anggota fpi.

terpaut perihal itu, account fanspage humas polda jabar melaksanakan 2 kesalahan. kesatu, memberikan berita dari salahsatu media online yang melaporkan penyerangan fpi ke markas gmbi akibat termakan berita hoax. kedua, mencatut nama pw muhammadiyah yang mengancam aksi fpi.

“saya kerasa yang mengisi benak voters (pembaca kiblatnet, red) bisa jadi masih terbawa - bawa oleh berita yang terkini kemarin, ” cerah alumnus newcastle university ini.

lebih lanjut, dia berkata kalau hasil telaah komentar ini dapat diucap bagaikan penanda runtuhnya kredibilitas data dari pemerintah dan juga aparat.

“jika dari hasil survey serupa itu, ya berarti dapat menampilkan serupa itu, ” ucapnya.

dia menarangkan, tata cara survei amat terpaut dengan sebaran sampelnya dan juga jumlah votter/pemilihnya. karna 8 dari 10 itu sudah dapat diucap 80 persen. sedangkan 400 dari 500 orang pula diucap 80 persen , cuma aja terdapat perbandingan tingkat keterwakilan sampelnya.

“tapi bahwa 300 dari 500 itu berkata demikian, ya sudah dapat mewakili buat berkata demikian, ” pungkasnya. [opinibangsa. com / kn]







(sumber: http:// www. opinibangsa. com/2017/01/hasil-survei-sebut-pemerintah-paling. html )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.